my inspiration(part 2)


         Kisah inspirasi yang pertama merupakan inspirasi ku terhadap orang-orang yang tetap semangat meraih pendidikan dengan keadaan yang terbatas,dan kisah yang kedua ini adalah inspirasi ku terhadap para pahlawan yang telah berjuang untuk pendidikan di Indonesia…berikut ceritanya,, ^_^

1. Raden Ajeng Kartini(R.A.Kartini)
 
    
         Berjuang demi wanita Indonesia untuk bisa mendapatkan pendidikan seperti kaum laki-laki dan berkat kegigihannya Kartini,didirikan sekolah wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912 dan kemudian di Surabaya,Yogyakarta,Malang,Madiun,Cirebon serta daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer,seorang tokoh Politik Etis.


2. Ki Hajar Dewantara


       Sebelum mendirikan sekolah Taman Siswa, beliau bergabung dengan sekolah binaan saudaranya dan pengalamannya digunakan untuk kembangkan konsep belajar di sekolah saudaranya tersebut. Hingga pada tanggal 3 Juli 1922 beliau mendirikan “Perguruan Nasional Tamansiswa”. Taman Siswa adalah suatu lembaga pendidikan yang bertujuan memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata Indonesia untuk mendapatkan hak pendidikan seperti para priyayi atau orang-orang Belanda saat masa kolonial itu.
       Semboyan yang sangat terkenal dari seorang Ki Hajar Dewantara adalah “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani (dalam bahasa jawa yang artinya: Di depan memberi contoh, Di tengah memberi semangat dan Di belakang memberi dorongan). Semboyan inilah yang terus di pakai dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia hingga kini.

3. Dewi Sartika

            
           Sejak kecil beliau sudah menunjukkan bakatnya sebagai pendidik dan kegigihan untuk meraih kemajuan. Saat beliau berumur 10 tahun, Cicalengka digemparkan oleh kemampuan baca-tulis dan beberapa patah kata dalam bahasa Belanda yang ditunjukkan oleh anak-anak pembantu kepatihan. Gempar, karena di waktu itu belum banyak anak-anak (apalagi anak rakyat jelata) memiliki kemampuan seperti itu, dan diajarkan oleh seorang anak perempuan.

            Ketika beliau sudah kembali ke Bandung,beliau lebih antusias dalam mewujudkan cita-cita nya yang juga di dukung oleh pamannya. Tetapi keaadaan saat itu yang tidak memungkinkan membuat pamannya khawatir. Namun karena kegigihan semangatnya yang tak pernah surut, akhirnya Dewi Sartika bisa meyakinkan pamannya dan diizinkan mendirikan sekolah untuk perempuan.
            Tahun 1906, Dewi Sartika menikah dengan Raden Kanduruan Agah Suriawinata, seseorang yang memiliki visi dan cita-cita yang sama, guru di Sekolah Karang Pamulang, yang pada waktu itu merupakan Sekolah Latihan Guru.
            Sejak 1902, Dewi Sartika sudah merintis pendidikan bagi kaum perempuan. Di sebuah ruangan kecil, di belakang rumah ibunya di Bandung, Dewi Sartika mengajar di hadapan anggota keluarganya yang perempuan. Merenda, memasak, jahit-menjahit, membaca, menulis, dan sebagainya, menjadi materi pelajaran saat itu.
            Cerita di atas menginspirasi ku untuk terus berjuang dalam meraih pendidikan dan saling membagi ilmu pada sesama…

            Itulah dua inspirasi ku di Dunia Pendidikan....Terima kasih,,^_-

No Response to "my inspiration(part 2)"

Posting Komentar

Photo Gallery